Sekitar dua minggu belakangan ini saya merasa penat sekali. Pikiran saya terasa sumpek, tidak semangat belajar, tidak punya ide untuk menggambar padahal ada pesanan yang harus diselesaikan. Hal parah lainnya adalah, saya jadi malas. Malas bangun pagi, malas ibadah, dan malas mengerjakan kegiatan rutin lainnya.
Saya tipe orang yang selalu 'ubek', tidak suka melewati waktu tanpa melakukan sesuatu yang menurut saya bermanfaat. Hari-hari ketika saya bangun pagi lalu pergi ke kampus dengan antusiasme yang sangat tinggi adalah sesuatu yang luar biasa. Sangat ideal. Saya sangat bahagia karenanya.
Tapi saat penat, hidup terasa sangat suram. Pikiran negatif gampang sekali bermunculan di kepala saya. Hati pun seketika berubah menjadi melankolis. Masa seperti itu adalah salah satu yang sangat saya benci.
(Hening)
Iya, literally hening.
Saya sering mengalami ini, tiba-tiba bingung mau nulis apa hahahahaha. Tapi diri ini harus diingatkan bahwa biarkan jari-jari buntet saya mengetik apa pun yang terlintas di pikiran. Sayang sekali jika ide yang muncul disimpan tanpa pernah dituliskan atau digambarkan (padahal saya juga ngga tau berapa nilai tulisan ini, saya cuma ingin menghargai diri sendiri hehehe).
Baik, akan saya lanjutkan cerita mengenai penat yang saya rasakan.
Sebenarnya ketika kemarin merasakan penat, saya sadar bahwa seharusnya saya curhat sama Alloh, mendekatkan diri kepada Alloh. Tapi setan-setan di sekitar berhasil menghasut saya agar tidak melakukannya. Alhasil kepenatan yang saya alami menjadi semakin parah.
Hingga pada suatu sore, ada sesuatu di dalam diri saya yang berkata, ''ambil air wudhu, lalu sholat dan bacalah Al Qur'an."
Sangat berat untuk mengangkat badan ini menuju tempat wudhu. Tapi alhamdulillah sisi waras saya yang sedang terhimpit masih bisa memberi tambahan dorongan hingga akhirnya saya pun wudhu.
Seusai sholat, saya membaca Al Qur'an. Dan...saya menangis. Betapa cepatnya, baru dua atau tiga ayat, air mata saya langsung mengalir deras.
Ceeessss....
Seketika ada kesejukan yang saya rasakan. Hati ini perlahan-lahan menjadi tenang. Saya melanjutkan membaca beberapa baris lagi dan menangis sepuas-puasnya. Setelah selesai dengan cucuran air mata, saya merasa sangat lega.
Sejenak saya merenung. Ya, betul. Sering diri ini lupa, siapa yang selama ini memberikan tenaga? Siapa yang selama ini menumbuhkan antusiasme sampai bisa selalu 'ubek' hingga merasa bahagia? Saya menikmati 'keubekan' itu meskipun sering membuat lelah. Saking menikmatinya, saya jadi mengesampingkan yang lebih utama, yaitu mengupayakan kedekatan dengan Alloh. Karena, ketika (merasa) dekat dengan Alloh, hati akan menjadi tenang, pikiran jernih, dan terbebas dari perasaan-perasaan negatif yang sebenarnya sangat bisa dihindari.
(Hening, lagi)
Hehehe, literally hening kembali.
Jadi, nangkep inti tulisan ini ga? Hahaha. Kemampuan saya dalam menulis memang belum bagus. Saya sering kesulitan merangkai kata atau menjelaskan sesuatu baik dengan lisan maupun tulisan. Jadi mohon dimaklumi ya. Bisa menulis sepanjang ini sudah sangat luar biasa untuk saya :D
(Sejenak membaca judul tulisan ini. Hmmm, nyambung ga sih sama tulisannya? Hahaha. Saya sombong karena saya ngga bersyukur dan menjauhkan diri dari Alloh, intinya seperti itu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for ur comment! :D